cover
Contact Name
pramesti
Contact Email
fadesti@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
fadesti@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Gelar : Jurnal Seni Budaya
ISSN : 14109700     EISSN : 26559153     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Gelar focuses on theoretical and empirical research in the Arts and Culture.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 2 (2020)" : 8 Documents clear
Visualisasi dan Makna Simbol Busana Tari Turak Kabupaten Musi Rawas Risa Marta Yati; Ira Miyarni Sustianingsih
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v18i2.3006

Abstract

Tari Turak adalah sebuah tari tradisional yang ada di Kabupaten Musi Rawas yang memiliki nilai historing yang sangat tinggi dan menjadi salah satu kekayaan budaya Kabupaten Musi Rawas. Tari Turak diperkirakan telah ada sejak zaman kolonial, hal ini dibuktikan dengan penampilan tari ini yang ditujukan untuk melumpuhkan tentara NICA yang ingin menguasai wilayah Tanjung Sakti dengan senjata turak. Metode peneltian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis dengan tahapan: 1) identifikasi dan merumuskan masalah; 2) menyusun kerangka pemikiran; 3) merumuskan hipotesis; 4) menguji hipotesis secara empirik; 5) melakukan pembahasan; 6) menarik kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan: studi kepustakaan, observasi (pengamatan), wawancara (interview), dokumentasi dan triangulasi (gabungan). Teknik analisis data terdiri dari: data reduction, data display, conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bawah visualisasi busana Tari Turak pada awal dipentaskan tidak sama dengan busana tari turak saat ini. Busana Tari Turak masa kolonial terdiri dari: Kebaya/dodot, sanggul malang dan bunga untuk pemanis di kepala, kain sebagai rok, selendang dan  dan turak sebagai properti pendukung. Sementara itu, busana Tari Turak saat ini mengikuti perkembangan pakaian adat Musi Rawas yang terdiri dari: a) bagian atas: baju kurung, mahkota Musi Rawas/mahkota beringin/pilis, anting, sanggul malang dan kembang cempako; b) bagian tengah: lidah Musi Rawas/teratai Musi Rawas/teratai lidah, kalung Musi Rawas, gelang, kain pelangi atau selendang pelangi; c) bagian bawah: kain songket atau sewet songket. Secara keseluruhan makna yang terkandung dalam busana Tari Turak modern ini adalah keanggunan, kesopanan, kesucian, kekeluargaan, kerapian, ketenangan, kecantikan, kemuliaan, keagungan, kesabaran, ketabahan hati, keramahan, kebahagiaan, kemakmuran dan keberanian.
Nilai Pendidikan Karakter dalam Ragam Gerak Tari Mayang Rontek Kabupaten Mojokerto Leni Nur Halita
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v18i2.3057

Abstract

This study aims to determine the value of character education contained in the meaning of the variety of movements Mayang Rontek Dance Mojokerto district. This research is a qualitative research with a descriptive approach. The object of this study is the variety of movements Mayang Rontek Dance. The data source of this research was obtained from primary data sources, namely the results of observing the variety of movements of Mayang Rontek Dance through video of Mayang Rontek DIYoutube, as well as secondary data sources obtained from the collection of journals, books on Mayang Rontek Dance, and other documents containing analysis of research conducted. Data collection techniques through literature study. Literature study is conducted to obtain existing data, either in the form of photos, videos or other documents related to the research object to be examined. Analysis techniques include analyzing data, presenting data, and concluding. The results of the various movements of the Mayang Rontek Dance show that this dance contains the value of character education which is depicted in various movements of the Mayang Rontek Dance. Some of the various movements include Melampah Songgo Nompo, bukak nggawar kanan dan kiri, mlampah ngloro, mentang nggawar, nogo mangap, mlampah prapatan, kencrongan, bedhayan gajah oling, tmpang tali jombangan, dan lembeyan. The meaning of the movement consists of: 1) About sincerity and gratitude to God Almighty, 2) about human problems and their resolution, 3) about human life will not always be smooth, and 4) about humans having good, bad, and own attitudes lust.
Struktur Keseimbangan dan Keselarasan dalam Kain Tenun Gotya di Desa Adat Tenganan Pegringsingan I Wayan Dedy Prayatna; Hendra Santosa; Tjok Istri Ratna Cora
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v18i2.3119

Abstract

Kain tenun Gotya merupakan salah satu kain tradisional di Desa Adat Tenganan  Pegringsingan. Keunikan kain tenun Gotya sebagai karya kain tenun yait   dengan motif garis 2.1.2.1 berwarna hitam dengan arah horizontal dan vertikal dengan di dasari warna putih, sehingga kain Gotya memiliki kualitas, nilai estetis. Diperlukan penyusunan prinsip desain untuk menghindari kemonotonan dan kekacau-balauan ke dalam sebuah karya seni. Prinsip keseimbangan dan keselarasan juga sangat diperhatikan dalam proses pembuatan kain tenun gothia mulai dari penyusunan warna dan motif sehingga menibulkan tekstur, hal tersebut bertujuan agar kain tenun gothia dapat enak dilihat, bersifat tenang, tidak berat sebelah. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisa pengelolaan prinsip keseimbangan dan keselarasan dalam kain tenun Gotya. Permasalahan yang dibahas adalah Bagiamana struktur keseimbangan dan keselarasan dalam kain tenun Gotya? Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. pengumpulan data meliputi Interviu, observasi dan kepustakaan. Hasil menunjukan bahwa Keseimbangan yang diterapkan adalah keseimbangan formal, terlihat dari penerapan garis, warna, ukuran pada kain dengan kesamaan ukuran yang seimbang antar bagian yang lainnya. Keselarasan dicapai dengan mengadakan pengulangan warna dan garis pada motif kain tenun.
Film Dokumenter Nguri-Uri Banyumasan sebagai Arsip Digital Kebudayaan Banyumas yang Terancam Punah Ferdinanda, M.Sn; Elianna Gerda Pertiwi; riri irma suryani
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v18i2.3268

Abstract

Dalam stastistik Kebudayaan Indonesia tahun 2019, memaparkan bahwa Indonesia memiliki 2.744 warisan budaya benda, 819 Warisan budaya tak benda, dan 2700 kesenian yang tersebar dalam 34 provinsi. Dari sekian banyak kebudayaan yang ada di Indonesia, dalam tulisan ini penulis akan berfokus pada kebudayaan yang terdapat di daerah Banyumas. Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas meliris beberapa kesenian asli Bayumas yang terancam punah, yaitu: Gondolio, Tari Buncis, Dhalang Jemblung, Sintren, Rengkong, Cepetan, Rinding, dan Baritan. Sumber ide penciptaan dalam karya film dokumenter berjudul Nguri-uri Banyumasan ini berupa kebudayaan asli Banyumas yang terancam punah. Proses pembuatan film ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pra produksi, Produksi dan Pasca Produksi. Film Dokumenter ini mendeskripsikan beberapa budaya tradisional Banyumas yang terancan punah, dengan tujuan menyediakan alternatif media informasi dalam bentuk digital. Hal ini dilakukan sebagai upaya pelestarian kebudayaan tradisional Banyumas dari kepunahan.
Angguk Warga Setuju sebagai Tari Ritual Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Soemaryatmi Soemaryatmi; Mukhlas Alkaf Mukhlas Alkaf; Suharji Suharji; Supriyanto Supriyanto
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v18i2.3028

Abstract

ABSTRAK Tari Angguk Warga Setuju  merupakan tari yang bertemakan ke Islaman yang digunakan untuk ritual bersih Desa Bandungrejo. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pertunjukan Tari Angguk yang digunakan untuk kegiatan ritual desa setempat.Penelitian Tari Angguk menggunakan metode kualitatif, seluruh data yang diambil berupa  kegiatan seperti adat istiadat, pendukung pertunjukan. Tekhnik pengumpulan data menggunakan prosedur observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tekhnik analisis data menggunakan analisis bentuk fungsi dan makna.Hasil penelitian  yang diperoleh Pertama, Masyarakat  Desa Bandungrejo,  secara umum merupakan masyarakat tradisional yang masih dipengaruhi nilai-nilai tradisi leluhurnya. Masyarakat  sebagian besar  menganut agama Islam akan tetapi sisa-sisa kepercayaan animisme, dinamisme  dan totemisme yang berbaur kepercayaan Hindu dan Budha masih terasa, hal ini tercermin pada sesaji dan doa-doa yang disajikan.  Aktivitas dalam upacara merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan secara adat yang didasari oleh ajaran-ajaran para leluhur untuk mencapai tingkat selamat.Kedua, Para pelaku Tari Angguk dan penonton menjadi bagian integral seni pertunjukan ritual dan bukan nilai estetis yang akan dicapai tetapi berupa nilai religius yang ditujukan kepada pencipta alam agar  dengan tari mendatangkan kedamaian, kesuburan tanah pertanian, dan kebahagian.  Tari Angguk  selalu dikaitan dengan kekuatan magis simpatetis  sehingga menarik minat penonton. Gerak tari bersifat energik, dengan iringan vokal berisi doa-doa dan musik terbangan. Keyword: angguk, ritual, tari, bersih desa. ABSTRACT Angguk Warga Setuju Dance is a dance with Islamic theme for ritual bersih desa at Bandungrejo Village. This research proposed to describe how to perform Angguk Warga Setuju Dance as ritual activity at local.The research about Angguk Dance is conducted by qualitatively method, which is collection data included all activities such as customs and supporting performance. Data sampling techniques are observation, interview, and documentation. This research uses analysis for function and meaning as its technique of data analysis.Research results shows: Firstly, generally, people of Bandungrejo Village are traditional societies which still affected by their ancestor’s tradition value. Most of them are belief in Islamic. However, there is remaining belief from animism, dynamism, and totemism that blend in Hindhu and Budha belief that still feel; it reflected in sesaji and prayer presented. Activities within a ceremony have been customary habits based on ancestor’s belief to get safety.Secondly, performers and audiences of Angguk Dance are integral part of ritual performance; which is not to reach aesthetic value but religious just for Creator, at mean, a dance will result in peace, field fertility, and happiness. Angguk Dance always in relation with magical sympathetic strength, so it attracts audiences’ interest. Dance movements are energetic and accompanied by vocal included prayers and terbangan music. Keywords: angguk, ritual, dance, bersih desa
Kajian Perkembangan Kampung Wisata Batik Kembang Turi Blitar Nofita Sari
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v18i2.3176

Abstract

Kampung wisata Batik Kembang Turi merupakan salah satu perwujudan kepedulian pemerintah Kota Blitar dalam upaya pelestarian tradisi batik dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Berdiri tahun 2018, Kampung Wisata ini diharapkan menjadi salah satu pusat pariwisata dimana produk kain batik menjadi daya tarik utamanya. Pada kajian ini memaparkan tentang sejarah pendirian kampung wisata Batik Kembang Turi, ciri khas batik dan motif serta filosofi yang terkandung didalamnya, juga menjelaskan tahapan proses membatik yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Kajian ini dilakukan dengan melakukan studi literatur pada pustaka batik, observasi ke kampung wisata Batik Kembang Turi dan wawancara langsung kepada pemilik dan asosiasi Batik di Blitar. Pada penelitian mengungkapkan bahwa Kampung Wisata Batik kembang Turi Blitar sudah memproduksi sekitar 15 motif batik ciri khas salah satunya adalah Batik Turi Kuncup. Menggunakan berbagai teknik batik, yaitu batik tulis, batik cap, dan teknik remekan. Pada proses pewarnaan batik menggunakan pewarna sintetis dan pewarna alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan potensi Kampung Wisata Batik Kembang Turi untuk dapat dijadikan rujukan peneliti dan desainer sebagai acuan dalam mengembangkan produk batik kedepannya.Kata kunci : Batik, Blitar,Kembang Turi, Motif
Analisis Teknik Gerak Tari Tradisional dengan Menggunakan Ilmu Kinesiologi Hasprina Resmaniar Mangunsong
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v18i2.3088

Abstract

Ilmu tari di Indonesia semakin mengalami perkembangan. Awal mula keberadaan tari begitu melekat dekat masyarakat, karena tari difungsikan sebagai media penghubung antara manusia dengan roh leluhur. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan membuat para cendikiawan memiliki pandangan – pandangan yang berbeda tentang tari. Kehadiran pendidikan formal tari telah membuat tari dapat dipandang dari berbagai arah, yang membuat tari mampu berinterdisipliner dengan bidang ilmu lain, salah satunya sains. Perkembangan dance science dimanfaatkan oleh para ilmuwan tari dan ilmuwan medis untuk menganalisis teknik gerak tari dengan pendekatan ilmu medis. Sains yang bersifat positivistik bertolak belakang dengan seni tari tradisional Indonesia yang kental akan ‘rasa’ etnis. Hal ini menjadi salah satu penyebab ilmu kinesiologi tidak terlalu berkembang di Indonesia. Melalui artikel ini, penulis ingin menginspirasi para ilmuwan tari Indonesia, bahwa kinesiologi dapat digunakan untuk menganalisis gerak – gerak tari tradisional dengan tidak meninggalkan pelatihan ‘olah rasa’, supaya ‘rasa’ khas dari tari tersebut tetap dapat dinikmati oleh penonton.
Anjing Sebagai Sumber Ide dalam Penciptaan Karya Seni Lukis Amri Faqihudin; Narsen Afatara
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v18i2.3194

Abstract

Tugas akhir ini merupakan suatu penggambaran gagasaan imajinasi dalam bentu karya seni lukis, yang terinspirasi dari Anjing. Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini yaitu 1) Apa pemahaman tentang Anjing 2) Mengapa Anjing menjadi sumber ide dalam penciptaan karya seni lukis 3) Bagaimana memvisualisasikan tema anjing dalam penciptaan secara maksimal untuk diwujudkan dalam seni lukis. Dalam karya tugas ini berisi konsep karya seni lukis yang bertolak dari pengamatan terhadap nilai-nilai positif ang dimiliki hewan anjing. Anjing adalah binatang yang setia, jujur, dan patuh makanya banyak manusia yang menjadikan anjing sebagai bintang peliharaan. Namun disisi lain anjing mempunyai nilai negatif disebagian kalangan manusia, karena anjing itu dinilai kotor, najis dan haram bahkan namanya juga dijadikan sebagai ucapan untuk mencemooh dan umpatan. Padahal banyak niali-nilai positif yang bisa diambil dari binatang anjing sebagai pelajaran hidup bagi manusia. Nilai-nilai positif pada anjing ini menjadikan sebuah inspirasi untuk diimplementaasikan menjadi sebuah karya seni lukis dua dimensi.

Page 1 of 1 | Total Record : 8